All Blog Re-Introducing Nyambu Village, as A Culturally Rich and Beautiful Ecotourism Destination in Bali
Yeni and nine other people gathered under a big tree at the side of the paddy field. “Long ago, when a new mother could not produce breast milk after labor, she used to pray here for help,” she said, telling a story about the tree. As the person responsible for promoting Nyambu Ecotourism, Yeni was leading participants on a walking tour around paddy rice fields in Nyambu–discussing how many sacred ceremonies were held by Balinese people before the rice ended up on plates.
This ecotour was part of the Nyambu Ecotourism Speed Date, held on September 11 in Nyambu, Tabanan, Bali. Other than the walking tour, participants also joined a 15km cycling tour around Nyambu, a speed date for all of the participants, ending with an appetizing lunch, served on banana leaf plates with no disposable plastic in sight.
The activity was casual and fun, participated by 15 organizations, including academics, business owners, government representatives, NGOs and communities. All gathered around on Sunday morning, networking and discussing sustainable approaches to ecotourism in Nyambu and on the island. This activity was facilitated by LAKSMI (Langkah Komunitas Mengurangi Plastik), a community-based initiative, supported by Saraswati and Diageo Indonesia, aims to reduce the use of single use plastics and promote ecologically sustainable development, started in Nyambu in 2019.
–---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yeni berdiri di depan sembilan orang yang berkumpul di bawah pohon besar di tepi sawah. “Pada zaman dulu, ketika seorang ibu tidak bisa menyusui setelah melahirkan, ia biasanya berdoa disini untuk memohon bantuan,” jelasnya. Yeni, sebagai pelopor yang bertanggung jawab mempromosikan ekowisata di Desa Nyambu, Tabanan, Bali, saat itu tengah mengajak para peserta berkeliling melihat persawahan di Nyambu, mendiskusikan prosesi dan upacara yang dilakukan masyarakat Bali sebelum padi ditanam hingga menjadi nasi yang kita makan sehari-hari.
Tur ini merupakan bagian dari acara Nyambu Ecotourism Speed Date yang dilaksanakan pada 11 September lalu. Selain berjalan kaki melihat persawahan, para peserta juga bersepeda sejauh 15 km mengelilingi Desa Nyambu, mengikuti speed date, kemudian berakhir dengan makan siang, disajikan beralaskan piring dari daun pisang, tanpa menggunakan plastik sekali pakai.
Kegiatan yang berlangsung dengan santai dan menyenangkan ini dihadiri oleh 15 organisasi, termasuk kampus, pemilik usaha, perwakilan pemerintah, LSM, dan komunitas. Semuanya berkumpul di Minggu pagi, berjejaring satu sama lain untuk mendiskusikan pendekatan berkelanjutan untuk ekowisata di Nyambu dan di Bali. Kegiatan ini difasilitasi oleh LAKSMI (Langkah Komunitas Mengurangi Plastik), sebuah inisiatif berbasis komunitas yang didukung oleh Saraswati dan Diageo Indonesia, bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong pengembangan ekologi berkelanjutan yang dimulai di Desa Nyambu pada tahun 2019.